Ilmu Budaya Dasar Kejujuran

 MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR KEJUJURAN



DISUSUN OLEH :
PUTRI SALSABILA
1EAE21/11221604

DOSEN PENGAMPU :
Ibu Wuri Purnamasari

Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen


KATA PENGANTAR

        Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper atau makalah dengan topik pembahasan ilmu budaya dasar mengenai suatu kejujuran dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Penulis memperhatikan materi yang ditugaskan oleh dosen pengampu mata kuliah sebagai isi dari makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi penulisan dan tugas mata kuliah ilmu budaya dasar dengan dosen pengampu Ibu Wuri Purnamasari.

        Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta banyak kekurangan dalam penyusunan makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan juga dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.


         Jakarta, 19 Oktober 2021 




                                                                                                      Penulis 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kejujuran

2.1.1 Pengertian Kejujuran Menurut Para Ahli

2.3 Manfaat Bersikap Jujur

2.4 Pengertian Kecurangan

2.5 Jenis-Jenis Kecurangan

2.6 Faktor Pemicu dan Dampak Terjadinya Kecurangan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Kejujuran merupakan satu kata yang amat sederhana, namun di zaman sekarang menjadi sesuatu yang langka dan terkesan sudah menjadi sesuatu yang mahal di negeri ini. Berbuat dan berkata dusta (berbohong) terkesan menjadi suatu hal yang lumrah. Kedustaan seakan diumbar tanpa memiliki rasa bersalah dan takut akan ganjaran dosa. Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nurainya dan apa yang dikataknya sesuai dengan kenyataan yang ada, dalam arti kata  yaitu suatu kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Jujur memang indah, sikap jujur membuat hidup lebih tentram.

    Merosotnya karakter kejujuran pada setiap manusia sangatlah memprihatinkan, seperti sekarang ini banyak sekali manusia yang tidak berkata jujur, baik itu anak kecil maupun orang dewasa. Kejujuran dianggap sudah tidak penting lagi bahkan sebagian orang mengangap kejujuran tidak akan mengutungkan bagi dirinya.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa itu sikap kejujuran?
  2. Apa hakikat dari suatu kejujuran?
  3. Manfaat apa saja yang didapatkan jika seseorang bersikap jujur?
  4. Apa pengertian dari kecurangan?
  5. Apa saja jenis-jenis bentuk kecurangan?
  6. Sebab akibat jika seseorang melakukan perbuatan curang itu seperti apa?

1.3 Tujuan

  1. Dapat memahami definisi sikap kejujuran secara umum dan menurut para ahli.
  2. Mendapati penjelasan tentang manfaat bagi orang yang melakukan kejujuran.
  3. Mengetahui penjelasan mengenai hakikat dalam kejujuran.
  4. Dapat mengetahui maksud dari sikap curang yang ada dalam diri seseorang.
  5. Untuk memahami jenis-jenis macam bentuk kecurangan.
  6. Untuk mengetahui penyebab dan juga dampak dari perbuatan curang.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kejujuran 

    Jujur adalah suatu aspek karakter dan moral manusia yang berbudi luhur dimana seseorang yang memiliki karakter tersebut pasti memiliki integritas, kejujuran, adil, tulus, setia, dan dapat dipercaya oleh orang lain.

    Pendapat lain mengatakan arti jujur ialah suatu bentuk kesesuaian sikap antara perkataan yang diucapkan dengan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan jujur ketika ia mengucapkan sesuatu sesuai dengan yang sebenarnya, dan bertindak sesuai dengan yang seharusnya.

    Pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat jujur di dalam dirinya. Namun, untuk membentuk perilaku jujur, setiap orang harus dilatih sejak masih kanak-kanak sehingga perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan. Hal-hal yang dapat menghilangkan kejujuran itu seperti bohong, mencuri, manipulasi, dan ingkar janji.

2.1.1 Pengertian Kejujuran Menurut Para Ahli

1. Mohamad Mustari

    Menurut Mohamad Mustari (2011: 13-15), pengertian jujur adalah suatu perilaku manusia yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain.

2. Nurul Zuriah

    Menurut Nurul Zuriah (2008: 49), pengertian jujur adalah suatu nilai dan prinsip yang harus ditanamkan dalam diri seseorang sejak pendidikan dasarnya. Misalnya melakukan koreksi hasil ujian secara silang di dalam kelas.

3. Dharma Kesuma dkk

    Menurut Dharma Kesuma dkk (2012: 16), pengertian jujur adalah suatu keputusan yang dimiliki seseorang dalam mengungkapkan perasaannya, kata-kata, dan perbuatannya, bahwa kenyataan yang ada benar-benar terjadi dan tidak dimanipulasi dengan cara meniru atau berbohong agar mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.

2.2 Hakikat Kejujuran

    Hakikat kejujuran ialah mengatakan sesuatu dengan jujur di tempat (situasi) yang tidak ada sesuatu pun yang menjadi penyelamat kecuali kedustaan. Secara psikologis, kejujuran akan mendatangkan ketentraman jiwa. Sebaliknya seseorang yang tidak jujur pasti tega melakukan perbuatan serta menutupi kebenaran.

    Pada hakikatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya persamaan hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.

2.3 Manfaat Bersikap Jujur

a. Dengan bersikap jujur maka seseorang akan memiliki perasaan yang lebih tenang dan lebih bahagia dalam menjalani kehidupannya.

b. Orang-orang jujur diangggap memiliki integritas dan dapat dipercaya oleh orang lain sehingga umumnya mereka lebih sukses dalam hidupnya.

c. Dengan bersikap jujur maka seseorang telah memberikan kebaikan terhadap diri sendiri dan juga bagi orang lain.

d. Terbiasa bersikap jujur akan membentuk pribadi yang lebih bertanggungjawab, amanah, dan dapat dipercaya untuk hal-hal besar.

e. Dengan bersikap jujur maka seseorang akan mendapatkan empati dan simpati dari pihak lain.

f. Terbiasa bersikap jujur akan menjauhkan diri dari berbagai tindakan yang melanggar norma dan hukum negara. Misalnya korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2.4 Pengertian Kecurangan

    Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.

    Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Padahal dalam agama apapun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi cara mengumpulkan harta dengan berbuat curang.

2.5 Jenis-Jenis Kecurangan

1. Pelaporan Keuangan yang Curang

    Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu. Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja melebih sajikan laba dengan mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya.

2. Penyalahgunaan Aktiva

    Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva perusahaan sering kali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memerhatikan materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil menggunung seiring dengan berjalannya waktu.

"Aspek-aspek hubungan manusia dengan alam sekitarnya yang menyebabkan manusia bersikap curang ialah aspek kebudayaan, peradaban, ekonomi, dan aspek teknik".

2.6 Faktor Pemicu dan Dampak Terjadinya Kecurangan

1. Faktor-faktor yang memicu terjadinya perbuatan curang

•Lemahnya iman, sedikitnya rasa takut kepada Allah dan kurangnya kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatannya sekecil apa pun.

•Kebodohan sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam bentuk-bentuk tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi sistem ilegal dalam sebuah lembaga atau organisasi.

•Ketiadaan ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktifitas, baik dalam menuntut ilmu, berniaga dan yang lainnya.

•Ambisi mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang penting untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak menuntut balas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu zaman dimana seseorang tidak lagi mempedulikan apa yang didapatkannya, dari yang halal atau dari yang haram.” (HR Bukhari)

•Lemahnya pengawasan orang-orang yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang berada di bawah tanggungjawabnya.

•Tidak adanya kesungguhan. Sebagian orang bermalas-malasan menyelesaikan tugas dan apa yang menjadi kewajibannya, saat semua itu harus ia pertanggungjawabkan, maka ia pun menutupinya dengan perbuatan curang. Seperti seorang murid yang malas belajar, saat datang masa ujian, ia pun berusaha berbuat curang agar bisa lulus ujian.

•Berteman dengan orang-orang yang suka berbuat curang dan selalu menuruti ajakan setan untuk berbuat curang.

•Lemahnya pendidikan yang ditanamkan sejak kecil di rumah atau di sekolah. Sering kali orang tua atau guru tidak memberi tindakan yang tegas saat anak atau muridnya berbuat curang, atau malah justru memberi contoh dengan melakukan kecurangan dihadapan anak atau murid di sekolah.

•Kurang percaya diri. Saat seseorang merasa dirinya tidak mampu bersaing dengan orang lain, maka tidak jarang ia akan melakukan kecurangan untuk menutupi kekurangannya.

•Sikap bergantung kepada orang lain dan malas menerima tanggung jawab.

•Tidak qanaah dan ridho dengan pemberian Allah.

•Tidak adanya sistem hukum yang efektif untuk membuat jera para pelaku kecurangan.

•Lalai dari mengingat kematian. Ini adalah faktor penyebab seluruh perbuatan maksiat dan terus-menerus dalam melakukannya.

2. Dampak dari sikap perbuatan kecurangan

•Orang yang melakukan kecurangan dan orang yang meridhainya akan mendapat dosa.

•Nabi berlepas diri dari pelakunya, “Barangsiapa yang mencurangi kami, maka ia bukan golongan kami.”

•Manusia akan membenci orang yang suka berbuat curang dan tidak mau bergaul dengannya.

•Perbuatan curang merupakan perbuatan khianat kepada umat dan sikap mensia-siakan amanah.

•Perbuatan curang termasuk salah satu sifat orang-orang munafik.

•Perbuatan curang akan menghilangkan keberkahan.

•Perbuatan curang akan melemahkan kepercayaan kaum muslimin.

•Perbuatan curang akan menjadi faktor kegagalan masyarakat dalam semua bidang.

•Zalim kepada orang lain.

•Melemahkan pencapaian ilmu dan kemampuan

•Menciptakan permusuhan dan kebencian antar kaum muslimin.

•Mendapatkan harta haram dari cara-cara yang curang.

•Terjerumus pada sikap meremehkan pengawasan Allah.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

    Individu, masyarakat, dan juga bangsa yang sudah tidak mengutamakan kejujuran dipastikan kehancuran akan mudah menghampiri. Kejujuran menjadi dasar dari kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

    Kejujuran adalah prasyarat utama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang berlandaskan prinsip saling percaya, kasih sayang, dan tolong menolong. Kejujuran dapat disebut inti dari akhlak yang merupakan salah satu tujuan dari diutusnya Rasulullah oleh Allah SWT.

    Kedustaan dan ketidakjujuran akan selalu meresahkan masyarakat, yang pada gilirannnya akan mengancam stabilitas sosial. Ketidakjujuran selalu akan melahirkan kepada ketidakadilan, disebabkan karena orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya saja.

3.2 Saran

    Penulis menyadari bahwasanya makalah yang dibuat ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan akan makalah ini di masa depan.

    Demikian makalah ini, penulis berharap penulisannya dapat diterima dengan baik oleh para pembaca dan juga diharapkan makalah yang sudah dibuat dapat bermanfaat bagi penulis sendiri bahkan masyarakat luas.


DAFTAR PUSTAKA

Definisi Jujur dan Manfaat . (2019, September 3). Retrieved from maxmanroe.com: https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-jujur.html

Hakikat Kejujuran. (2013, Oktober 29). Retrieved from republika.co.id: https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/10/29/mvewt9-mahalnya-nilai-kejujuran

Manusia dan Keadilan. (2016, Mei 18). Retrieved from arafarra17.blogspot.com: https://arafarra17.blogspot.com/2016/06/makalah-manusia-dan-keadilan.html

Sebab Akibat Perbuatan Curang. (2018, November 27). Retrieved from muslim.or.id: https://muslim.or.id/22590-perbuatan-curang-faktor-dan-dampaknya.html






Komentar

Postingan Populer